Madyapadma35

Senin, 09 April 2012

Cerpen : Cinta Yang Terhalang Dimensi Waktu

     Namaku Rony , aku seorang anak pengusaha terkenal no 1di Jakarta . Banyak yang bilang kalau aku itu ganteng dan juga pintar. Semua cewek pun bisa ku taklukan hanya dalam sekejap mata. Pagi itu ,aku beranjak dari tempat tidur ku untuk memulai kegiatan ku di hari pertamaku belajar di SMA ter- elite di Jakarta .“Den Rony, bangun , sudah siang. Nanti terlambat berangkat sekolah .” kata bibi iyem seorang pembantu yang sudah bekerja selama 10  tahun di rumahku . “Iya bi, aku sudah bangun kok“ jawabku . Aku pun selesai mandi dan langsung bergegas berangkat mobil yang baru diberikan oleh ayahku. Aku pun sampai di sekolah termahal itu yang sering di banggakan oleh orang orang di sekitar rumah ku . Aku pun mulai menjalani kegiatan ku di sekolah itu. Tidak sengaja , aku menabrak dengan seorang gadis cantik dengan paras nya yang seperti putri dari istana megah . “Maaf, ak tidak sengaja“ ujarku .“Iya, ku juga maw minta maaf udah menabrakmu“ balasnya. Hati ku berdegup bagaikan gempa bumi yang sangat dahsyat. Apakah ini yang dinamakan cinta ??? “Rasa nya baru kali ini aku merasakan hal aneh seperti ini“ ungkap dalam hati. Jam pun sudah menunjukkan pukul 07.30, aku pun beranjak menuju kelas . Tidak ku sangka , ternyata cewek yang tadi aku tabrak itu sekelas dengan ku . Perasaan aneh yang dulu sudah hilang pun muncul kembali dalam hati ku. Dia pun duduk bersebelahan dengan ku , dan aku pun berkenalan dengan nya. Ternyata gadis yang telah berhasil membuat hatiku bagai gempai bumi adalah Vina, seorang gadis miskin yang mendapatkan beasiswa untuk bersekolah disini. Aku pun mulai berbasa basi dengan nya. Begitu senangnya aku bisa berbicara dengannya. Teeeet.....teeet waktu istirahat pun terlentingkan , Vina pun bergegas pergi menuju kantin. “Sialan, kok pake bunyi segala itu bel, kan aku jadin gak dapet ngobrol panjang lebar sama Vina“ ungkapku dalam hati. Saat dikantin, aku pun kaget dengan apa yang aku lihat. Ternyata, Vina itu membantu seorang ibu penjual yang sedang berjualan di kantin, dan ternyata ibu yang berjualan di kantin itu adalah ibu nya Vina. Jam sekolah pun telah usai , aku pun  mengambil mobil di parkiran . Aku pun melihat Vina sedang kesusahan membawa barang dagangan ibu nya tadi . Tidak memikir lama, aku pun mendatangi dia untuk memberikan bantuan.”Vin, mari aku bantu! Taruh saja barang jualan mu di mobil ku, biarku antar kamu sampai rumahmu“ kata ku. “Tidak Ron, makasi. Aku tidak ingin merepotkan mu dan aku juga tidak pantas naik mobil semewah ini” balasnya dengan muka murung. “Tidak papa, mari masuk “ kata ku. “Hmmm….Baiklah” balasnya dengan muka trsenyum. Aku begitu senang bisa mengantar cewek yang telah membuatku jatuh cinta kepadanya. 5 bulan aku PDKT dengan nya, sampai suatu saat, aku pun mengatakan yang aku rasakan. Dan akhirnya setelah aku memberika penjelasan tentang perasaanku, dia pun menerima ku. Selama 3 tahun, aku menjalani hubungan bersama Vina. Disuatu saat, selama 1 bulan dia tidak pernah memberikan kabar kepadaku. Aku bingung harus bagaimana. Aku pun berinisiatif pergi kerumahnya di kampung. Saat dijalan, aku melihat ibu Vina sedang memanen pagi di ladang. Aku pun pergi  menemui Ibu Vina, “ Bu, bagaimana kabar ibu ? kalau boleh tahu, apakah Vina berada disini?”, ujarku. “Oh .. Rony. Ibu baik aja nak, Vina …?”balasnya. “Vina…vina kenapa bu?”balasku bingung. Ibu Vina pun langsung melepas capingnya, “Sini ikut Ibu”, ujarnya yang begitu misterius. Aku pun mengikuti Ibu itu dengan perasaan yang cemas. Tiba-tiba terlihat gubuk kecil yang terletak di bawah kolong di sebuah desa. “Silahkan duduk nak, maaf kalau rumahnya kotor.” Ujar ibu itu . “Iya bu, tidak apa-apa.” Jawabku tersenyum. “Tunggu ya, ibu ambilkan minum”, masuk kedalam dapur. Tiba-tiba ibu Vina datang dengan membawa the dan sebuah kotak yang dulu pernah aku berikan kepada Vina. “Ini nak minumnya, oya ini ada titipan dari Vina. Dia mengatakan terima kasih atas barang-barang yang pernah nak Rony berikan kepada dia”, ujar beliau semabri menangis. “Maksud Ibu? Apa arti dari semua ini Bu? Dimana Vina ?”, ujarku gelisah melihat semua yang terjadi. “Sepertinya Ibu harus menunjukkan sesuatu kepadamu tentang apa yang sebenarnya terjadi. Sini ikuti Ibu..”ujar Ibu Vina. Aku pun mengikuti kemana ibu Vina pergi. Kita pun masuk kepelosok hutan yang ada di Desa tempat tinggal Vina. setengah jam berjalan, tiba-tiba Ibu Vina berhenti di suatu tempat yang penuh dengan batu nisan. “Bu.. apa maksud Ibu mengantarku kesini ? Dimana vina ?”, ujarku sedih. “Hiks..hiks… itu nak, Vina sedang duduk disana”, sambil menunjuk suatu pohon besar. Aku pun berlari menuju pohon besar itu, tiba-tiba dibelakang pohon itu, aku melihat suatu nisan. Aku pun perlahan mendekati nisan itu. Sesaat aku tersetak kaget setelah membaca nama jenazah yang tertulis di batu nisan tersebut. “Tidak…tidak mungkin. Vina kenapa ?”, ujarku sambil meneteskan air mata. Ibu Vina pun mulai mendekatiku, “Yang sabar ya nak, ibu juga sedih melihat keadaan ini”. Ujar Beliau sambil menenangkanku. “Tapi.. kenapa ibu tidak pernah memberitahuku tentang ini?” ujarku kesal. Beliau pun mengeluarkan sebuah surat yang dibuat Vina di detik-detik terakhir menghembuskan nafas, “Ini nak surat dari vina.” ujarnya. Aku pun langsung membaca surat itu. Air mataku tak tertahan setelah membaca surat itu. Ternyata Vina mengidap penyakit tumor otak stadium 4. “Kenapa dia tidak pernah memberitahu ku tentang prnyakitnya ini?”, ujarnya. “Vina melarang ibu untuk memberitahumu nak, dia tidak ingin membuatmu sedih. Biarkan saja Nak Rony yang mengetahuinya sendiri”, ungkap beliau. Aku pun begitu sedih, tidak kusangka wanita yang selama ini aku cintai telah meninggalku sendiri. Ibu Vina pun mengajakku kembali kerumah. Sesampainya dirumah , aku meminta izin pulang. Di Kota aku pun melanjutkan kesekolah Dokter. 6 tahun menimba ilmu, aku pun lulus menjadi seorang dokter. Aku pun pergi ke Desa tempat tinggal Vina dulu. Aku pun membangun sebuah puskesmas yang berada tepat di sebelah rumah vina. Karena Vina pernah bercerita kepadaku kalau dia ingin menjadi seorang dokter. Disana aku merasakan aura Vina yang masih hidup dan bersemaya dipuskesmas itu. Biarpun aku tidak bisa melihat wajah Vina, tapi aku bisa merasakan aura Vina walaupun terhalang dimensi waktu yang berbeda.

Oleh : Yana

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar