Madyapadma35

Minggu, 08 April 2012

Cerpen : MISS UNDERSTANDING

Pagi ini aku terbangun oleh deringan suara jam beker! Duhhh… lagi mimpi ketemu Kim Bum nih! Dengan wajah semraut aku menarik tubuhku ke kamar mandi dan melakukan kegitan pagi lainnya. “Oke sarapan udah, mandi udah, buku-buku juga udah, apa ya yang belumm..??” pikirku. “Liliii…..! salam dulu sama mama sebelum brangkat!” kata mama lili. Ibaratkan komando kapten, aku seketika mencari asal suara mamaku. “iyaa maa, lili lupa hehehe”. Akhirnya akupun brangkat ke sekolah juga. Yup kembali ke sekolah setelah kejadian itu membuatku uring-uringan. Kejadian dimana aku bersusah payah untuk menginjakkan kaki di sekolah ku yang baru 6 bulan ku tempati. “heyy lili!!! apa kabar lo?” teriak sasa. “duh bisa gak lo pagi-pagi gak teriak-teriak”sahutku. “hehehe sorry girl, kan maksud gue biar lo gak uring-uringan. Kan semenjak ortu lo di panggil ke sekolah anak-anak pada ngejudge lo anak badung.” Kata sasa. “gae gak salah! Dan terserah orang mo nganggep gue anak badung, idup-idup gue ortu gue aja dukung apa yang gue lakuin. Sekolah aja yang gak ngerti arti berorganisasi!”kataku panjang lebar. Setelah itu sasa pun mengerti perubahan moodku, lalu kami bergegas memasuki kelas.
    Hari ini ku lalui seperti  hari-hari biasanya, tidak ada yang special. Hari-hari berikutnya ku lalui datar, flat gak bergelombang. Sama saja seperti  sebelum orang tuaku di panggil ke sekolah gara-gara kejadian dimana aku dan teman-temanku membuat suatu event dimana tidak ada sangkut pautnya dengan sekolah. Aku dan teman-temanku sih biasa-biasa aja, Cuma agak kesel dengan perlakuan sekolah kepada kami. Semenjak kejadian itu aku dan teman-teman satu kelompokku menjadi semakin kompak. Semenjak kejadian itu aku, keluargu, dan teman-temanku mendapat pelajaran bahwa di dunia ini masih banyak ketidak-adilan dan intimidasi masal yang terjadi di lingkungan kita. Aku tak gentar mengatakan bahwa kalian salah jika memandang rendah kami, mentang-mentang kalian bias melakukan ini terhadap aku dan teman-temanku. Aku yakin keadilan dan kesalahpahaman akan terkuat. Percaya bahwa Tuhan itu tidak tertidur.

Oleh : Avril Katleyana

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar