Madyapadma35

Senin, 02 April 2012

Cerpen : Manusia Biasa

Matahari baru bangun ternyata sudah pagi, tampak burung-burung sedang berkicauan ria, desiran ombak pantai yang menggugah selera menyambut pagi yang cerah ini. Tapi tidak untuk Made. Made hanyalah orang biasa yang mencari kehidupan dan berada dalam kesengsaraan. Ckckckc… Sungguh malang…

“De, seng jalan-jalan de?” dia berkata
“Jalan-jalan jak nyen?” ucap Made
“Oh, iya lupa.. Sori de” dia berkata lagi

Made hanya diam berkata-kata seperti itu, tapi yang kita tau perasaannya sekarang sedang bercampur aduk. Memiliki badan besar memang wajar, berbaju keren memang sangar, tapi wajah sayangnya lengar. Mulailah ia beraksi kembali. Saat malam minggu tiba, ia memulai hidupnya yang biasa. Saatnya tiba, keluarlah ia dari sarangnya menuju tempat yang seharusnya.

Entah kenapa setiap ia bertemu, orang-orang bersinis kepadanya. Sampai-sampai dulu ia jadi bulan-bulanan masyarakat. Saat itu, ia sedang tampak di suatu komplek yang tak jauh dari rumahnya. Entah kenapa ia selalu membuat warga kesal. Padahal ia sebenarnya tak bermaksud berbuat begitu. Sampai ia pernah dikejar satu kampung karena mengobrol dengan anjing tetangga sampai membuat warga bangun. Warga pun kesal dan langsung menodongkan batu kepadanya. Ckckckc… Untunglah, ia memiliki satu teman walaupun temannya itu tidak menganggap ia sebagai teman.

“Yan, aku lagi bingung ni…” sapa Made   
“Bingung kenapa?” tanya dengan heran si Wayan
“Gak jadi dah…” jawab si Made dengan lesu
“I, kenapa kamu ni…” balas balik Wayan dengan malas

Tiba-tiba, datang cewek yang datang dari kejauhan, bertubuh, dan tak bertuan menanyakan alamat.

“Mas, permisi mau nanya alamat ini tau gak ya?” tanya si Cewek itu
“Akh.. Ukhh.. Akh…” jawab Made dengan gugup
“Mas, kenapa mas? Tau alamatnya?” jawab Cewek itu dengan heran
“Hah? Owh, ehm, kesini, kesini, kesini…” Made menjawab lagi
“Owh, makasih ya mas” jawab si Cewe sambil tersenyum
“E.. Eh.. iyaiya” balas Made


Made kelihatannya sangat gugup dengan si cewek itu. Ia juga sangat senang karena dalam hidupnya hanya ada satu cewek yang mendekatinya. Esok hari, ia memberanikan diri tuk pergi ke alamat yang ditodongkan oleh cewek tersebut.

“Permisi, halo-halo” sahut Made
“Iya, lho kamu kan?” tanya Putu dengan kaget
“Iya, lupa kenalin, saya Made” jawab Made
“Owh, iya saya Putu” sahut si Putu

Setelah lama berbincang, walaupun keduanya tak tau maksud dari perbincangan tersebut, akhirnya Made berani tuk mengajak si Putu tuk berjalan-jalan.

“Eh, daripada ngobrol kita jalan-jalan yuk?”ajak Made
“Jalan-jalan kemana?” tanya si Putu
“Kemana je..” balas Made
“Oh, iya deh”Putu berkata lagi 
       
Setelah kejadian itu, Made pun semakin berkembang dan mereka berdua pun semakin akrab.

Pada akhirnya Made pun memegang rasa kepada Putu, dan Ia pun merasakan hal yang sama ada pada dirinya. Dan di sebuah pantai, saat matahari mulai terbenam, Made mengatakan kata hatinya tersebut

“Putu..” sahut     Made
“Iya, kenapa?” tanya Putu
“Kita kan sudah cukup kenal, dan aku tu ada rasa…” Made berkata
“Rasa apa?” tanya Putu
“Rasa sama kamu…” jawab Made sambil tersipu malu
“Oh…” jawab Putu dengan singkat

Made pun tak tau harus berkata apa. Tapi ia ingat kata-kata ayahnya. Langsung tanpa berpikir ia berkata “YA atau GAK??” Putu yang kaget, tak tau harus berkata apa. Ia hanya bisa minta tolong dengan suara yang besar kepada warga setempat. Dan serentak warga di sekitar melempari Made dengan batu. Made pun mengalami luka-luka saat kejadian itu. Putu yang tadinya disukai oleh Made ternyata seorang laki-laki yang menyamar sebagai perempuan. Akhir kejadian, Made memutuskan tuk masuk penjara agar ia tak jadi bulan-bulanan masyarakat lagi.

oleh : Gungde

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar