Madyapadma35

Minggu, 08 April 2012

Puisi : Senandung Rindu Untuk Ayah

Di saat ku kecil
Kau selalu memanjakanku
Menyayangi ku, mengerti akan semua yang aku inginkan
Kau selalu ada di samping ku
Disaat aku senang maupun sedih
Disaat aku sakit
Kau merawatku dengan penuh kasih

    Disaat ku mulai beranjak remaja
Kau pergi meninggalkan ku
Kau pergi melanjutkan tugas belajarmu
Tak ada lagi sosok ayah yang selalu memanjakanku
Aku rindu akan hangatnya pelukanmu
Aku rindu akan senyumanmu, tawamu, candamu
Yang selalu mampu membuat semua rasa kesal ku terlupakan

Kini disaat kau kembali
Kau tak lagi mengerti si kecil yang mulai beranjak remaja
Kau tak lagi memahami isi hati si kecil yang selalu kau manjakan
Apakah kau telah berubah ?
Ataukah si kecil mu yang tidak pernah memahami isi hatimu ?

    Si kecil ini tak pernah mengerti apapun tentangmu
Keegoisan ini membuat si kecil merasa di sayang
Kini si kecil sudah remaja
Ayah sudah tidak mengerti apa yang ku rasakan saat ini
Keegoisian ini juga membuat jarak diantara kita semakin lebar
Mungkinkah beban tugas yang kau pikul di pundakmu membuatmu menjadi seperti ini ?
Atau mungkin karena kau sayang pada si kecil
Kau tidak sedikitpun merubah sikapmu pada si kecil
Melainkan si kecil lah yang telah banyak berubah

Kau selalu menasihati si kecil yang mulai beranjak remaja
Tapi si kecil ini selalu menganggapnya sebagai larangan
Kau selalu ingin agar si kecil ini tidak terjerumus
Tapi si kecil selalu mengabaikan semua perkataanmu
Atau mungkin si kecil ini melupakan sesuatu ?
Mungkinkah si kecil lupa akan nasihat yang dahulu pernah kau berikan saat ia masih tak mengerti apapun ?
Atau mungkin si kecil tak pernah mendengarkan semua perkataan yang keluar dari bibirmu

Tapi si kecil takkan pernah melupakan
Betapa besar cinta yang ia miliki untukmu
Betapa sesungguhnya ku menyayangimu
Tuhan aku mohon
Sampaikan rasa sayang si kecil ini untuk ayah
Si kecil ini berjanji takkan lagi mengecewakan ayah
Ayah segalanya untuk si kecil ini
Tanpa ayah si kecil ini bukan apa apa
Hanya seorang remaja manja yang takkan pernah meninggalkan sifat manjanya

Oleh : Anisca Primadwiyani

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar