Madyapadma35

Minggu, 08 April 2012

Cerpen : Dia, Cinta Pada Pandangan Pertama

Lagu someone like you yang dinyanyikan oleh Adele, mengalun keras ditelingaku. Cepat-cepat ku angkat benda kecil yg tergeletak di atas tempat tidurku. “hallo.” “hallo Tia, putuskan Andre sekarang juga!” Aku tersentak kaget mendengar suara Devi, sahabatku itu. “ada apa dengan Andre Vi?” “lo tau?  Ternyata Andre udah selingkuh sama sepupu gue sendiri!” Bulir bening tiba-tiba jatuh ke pipiku. “darimana lo tau?” “iya Tia, sepupu gue itu cerita tentang Andre ke gue. Aku sudah mempunyai firasat buruk, dia itu gak pantes buat kamu! Berulang kali kamu dihianati olehnya, tapi kamu tetap memaafkannya. Gue gak mau sahabat gue dimainin lagi! Gue sayang sama lo! Masih banyak cowok yang mau nerima lo, yang lebih baik daripada Andre! Lo inget gak, dulu banyak cewek yang masuk ke khidupan lo dan Andre? Vivi? Dian? Dewi? Mita? Trus sekarang siapa lagi?! “udah! Cukup Vi, cukup!” “lo terlalu lemah jadi perempuan! Udah deh sekarang terserah lo, lo mau percaya gue, sahabat lo dari kecil, atau Andre pacar lo yang udah sering nyakitin lo berulang kali! Inget ya, sifat asli orang itu emang gak bisa dirubah. Yaahh.. sekali playboy, bakalan playboy terus!”
Tuuuuuutttuuuttt…
    Devi menutup telponnya. Aku berpikir sejenak. Mengingat omongan Devi yang tadi. Aku bingung, aku sayang Andre, tapi disisi lain, aku tidak mau disakiti lagi. Untuk kali ini, aku memutuskan untuk tidak berhubungan lagi dengan Andre, cukup sudah perih dan sakit yang aku rasakan ketika bersamanya. Amarah, penyeselan, sedih, kecewa hanya itu yang bisa aku rasakan sekarang. Nangis, nangis dan nangis! Hanya itu yang bisa aku lakukan. Jika saja, ku tak pernah mengenalnya, mungkin aku tidak seperti ini. Tapi aku yakin, semua ini hanya sementara, Ini adalah cobaan Tuhan yang dia kasi buat aku.
Hari demi hari ku lewati tanpa sms/telpon dari Andre. Aku menyibukkan diri dengan kegiatan-kegiatan positif. Hang out bareng teman-teman, sepedaan, baca novel dan tidak lupa mengerjakan tugas dari guru maupun dari ekstra. Dan akhirnya, aku berhasil melupakannya. Aku mengikuti ekstra Jurnalistik disekolahku. Setiap minggu harus ada kording (Koran dinding) yang terbit. Minggu ini, adalah giliran kelompokku yang akan membuat kording. “tema untuk kording yang mau kita buat untuk minggu ini apa?” tanyaku pada ketua kelomok kording. “temanya basket, kebetulan sekolah kita lagi mengadakan lomba basket antar SMP dalam rangka merayakan Hut sekolah dan juga kegiatan tersebut dilaksanakan barubaru ini. Oh yaa, lo nanti wawancara ketua basket aja ya, namanya Kak Kelvin, dia baik kok orangnya. Kamu kenal denganya?” “Kak Kelvin? Aku tidak pernah mendengar namanya, aku juga tidak mengenalnya.” “nanti aku berikan no.hpnya, supaya kamu bisa menghubungi sekaligus membuat janji untuk wawancara denganya.” “oke, sip, thanks yaa”
Setelah Sinta memberikan no.hpnya Kak Kelvin, aku segera sms dia, memberitahu bahwa aku akan mewawancarainya. Dan kita menentukan tempat wawancara disekitar sekolah, yaitu perpustakaan.
Pk 13.15, bel pulang sekolah berbunyi, segera aku menuju perpustakaan, untuk memenuhi janjiku pada Kak Kelvin, yang akan aku wawancarai setelah pulang sekolah. Beberapa menit kemudian, ada seorang laki-laki yang masuk ke perpus. Lalu dia menghampiriku, “tia bukan?” “iya kak” “oh, kakak yang namanya Kak Kelvin” ucapnya sambil menjabat tanganku ketika berkenalan. “oh iyaa kak, mohon maaf ya kak, minta waktunya sebentar aja buat wawancara.” “iyaa, gak kenapa dik.” Balasnya dengan singkat. Entah apa yang aku rasakan pada saat itu. Detak jantungku berdenyut kencang. Gugup, itu yang aku rasakan ketika mewawancarainya. Sebelumnya, ketika aku mewawancarai seseorang baik perempuan maunpun laki-laki, aku tidak pernah merasakan hal seperti ini. Seolah-olah ada yang berbeda. Apalagi jika kita tidak sengaja saling bertatap muka ketika melakukan wawancara. Setelah 15 menit kemudian, wawancara pun selesai. Tidak lupa aku mengucapkan terima kasih pada Kak Kelvin.
Wajahnya, senyumannya, dan tatapan matanya ketika wawancara. Tidak bisa kulupakan kejadian itu, selalu tengiang dipikiranku. Malam harinya, handphoneku berbunyi, dan ternyata itu sms dari Kelvin. Kelvin beda setahun dariku. Beberapa hari ini, aku sering komunikasinya denganya. Aku sering bercerita tentang teman-temanku dan mantanku itu begitupun sebaliknya. Kelvin orang yang ramah, baik, lucu. Entah apa yang membuatku cepat percaya padanya, hingga aku bisa menceritakan tentang kehidupanku dengannya. Setiap aku mempunyai masalah, dia selalu memberikan solusi atau saran untukku. Dan tidak bisa mengira sebelumnya, jika dia mengajakku untuk pergi. Setelah sekian lama, tidak salah aku mempunyai perasaan lebih padanya. Aku tak tau mengapa perasaan tersebut bisa muncul. Ternyata rasaku ke dia dan rasa dia ke aku itu sama. Aku bisa merasakan hal tersebut dari gerak-geriknya, perhatian, dan pengertianya.
Ku beranjak dari tempat tidurku, Pagi yang sangat cerah, gumamku dalam hati. Entah apa yang membuatku semangat untuk pergi ke sekolah hari ini.Yaaa, hari ini adalah hari kasih sayang yang jatuh pada tanggal 14 februari. Aku berpikir hari ini tidak ada yang special. Sama seperti hari-hari biasanya. Tapi, yang berbeda hari ini, aku akan membagikan coklat untuk teman-temanku.
Pk 18.00, aku pergi dengan kedua sahabatku, Devi dan Febby. Devi seumuranku dan Febby beda setahun dariku. Dia seumuran sekaligus teman Kelvin. Dia mengetahui bahwa aku dekat dengan temannya itu. Kita berjalan menelusuri gelapnya malam. Pemandangan pantai di malam hari yang begitu indah, dihiasi cahaya bintang dan bulan. “kalian mau ngapain ngajak aku kesini? Mau liat orang pacaran di pinggir pantai?” Cerocosku tiba-tiba. “udah deh lo diem aja, ikutin gue, gue lagi nyari restoran yang bagus buat kita makan malam” jawab Febby dengan nada ketus. Setelah muter-muter pantai, akhirnya kita memilih tempat untuk makan malam. Ku lihat Febby ke halaman belakang restoran. Disana terdapat, lilin yang berbentuk hati. “Tiaaaa!!! Cepet sini!!” teriaknya tiba-tiba. Aku menuju halaman belakang restoran tersebut. “bagus yaa lilinnya” “iyaa, bagus banget, bentuk hati lagi” jawabku. Devi hanya terdiam sambil melihat lilin yang berbentuk hati tersebut. “happy valentine’s day Chintia Pramesti” ucap suara laki-laki tersebut dari belakang tubuhku sambil membawa bunga mawar yang berwarna pink itu, lalu ia merangkul pundakku. Mataku terbelalak melihat kejadian itu, dan ternyata itu Kelvin. “Kelvin!!! Yaampun ternyata kamu yang buat semua ini” tanyaku keheranan. “iya, hahaha. Akhirnya rencana kita sukses Febby. Makasi ya, buat teman-teman yang udah bantuin gue.” “jadi, lo kerjasaama sama Febby?” Kelvin tidak menjawab, ia hanya tertawa. Akhirnya, aku, Febby, Devi, Kelvin dan teman-temannya, memlih tempat duduk di restoran tersebut. Sampai di tempat itu, lagi-lagi Kelvin memberiku sebuah boneka yang berwarna pink, warna kesukaanku itu. “oh iya Tia, ini lagi satu ketinggalam” tutur Kelvin, sambil menyodorkan bingkisan. Aku berterima kasih banyak padanya dan pada teman-temanya. Aku tidak menyangka, Kelvin bisa berbuat seperti ini padaku. Padahal aku bukan siapa-siapanya. Setelah selesai makan. Kelvin menggenggam tanganku, lalu mengajakku untuk meniup lilin itu tersebut.
14 Februari, hhmmm…
Tanggal dimana disitu banyak kenangan yg gak akan aku lupain. Kenanganku bersama dia, dia, cinta pada pandangan pertamaku

Oleh : Chintya

Comments
1 Comments

1 komentar:

http://beritaapelangiqq.blogspot.sg/2017/11/pernah-main-film-porno-ini-fakta-lain.html
http://beritaapelangiqq.blogspot.sg/2017/11/bayern-munchen-masih-minati-alexis.html
http://beritaapelangiqq.blogspot.sg/2017/11/dinding-beton-proyek-mrt-jatuh-di-jalan.html

Tunggu Apa Lagi Guyss..
Let's Join With Us At RatuPelangi.com ^^
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami
- BBM : D1E0517C
- WHATSAPP : +6282143134682
- LINE : PELANGIQQ

Posting Komentar